Beautiful Words

Beautiful words stir my heart. I will recite a lovely poem about the king, for my tongue is like the pen of a skillful poet.

Hidup Sebagai Penabur


image

Siapa yang tidak ingin memiliki hidup yang maksimal? Kita semua menginginkannya. Maksimal dalam hubungan, maksimal dalam kerohanian dan  pelayanan, dalam pengaruh terhadap sekitar, keuangan, dan dalam segala area. Bahkan tak jarang kita berdoa agar menjadi berkat bagi orang lain. Maksimal disini bukan berarti selalu menjadi yang nomor satu di atas orang lain. Juga bukan berarti menjadi yang paling kaya, paling pandai, paling disukai, paling dihormati, dan hal-hal semacam itu, tetapi maksimal yang berarti sebuah kehidupan yang berbuah lebat dan menjadi berkat dalam area apa pun di mana Tuhan telah menempatkan dan mempercayai kita. Apa gunanya sebuah kesuksesan jika hanya untuk diri sendiri?! Manusia memiliki arti jika dia bermanfaat bagi orang lain. Lalu bagaimana agar hidup yang kita jalani menjadi maksimal (baca: berbuah lebat)?

BERKAT PELIPATGANDAAN

Setelah Tuhan membentuk manusia, Tuhan memberkati mereka dengan berkat pelipatgandaan.

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.”  (Kejadian 1:28)

Tuhan telah memberikan kuasa untuk berlipat ganda bagi kita sejak semula. Hal ini tidak sekedar mengenai jumlah manusia yang semakin banyak untuk memenuhi bumi, tetapi manusia yang memiliki kualitas sebagai seorang “penakluk dan penguasa”. Seorang penakluk dan penguasa adalah orang yang tidak dikendalikan situasi tetapi mengendalikan situasi. Bukan seorang yang dikalahkan persoalan, tetapi orang yang mengatasi persoalan. Seorang penakluk dan penguasa adalah orang yang mengendalikan dirinya dan dunia dimana Tuhan menempatkannya. Untuk apa? Pasti bukan untuk memuaskan hasrat diri sendiri, tetapi kita mengemban misi sebagai seorang pengelola yang dipercaya oleh Bapa yang adalah Pencipta dan Pemilik segalanya. Seorang pengelola selalu sadar bahwa apa yang dipegangnya bukanlah miliknya! Maka dia akan mengelola dengan tanggung jawab dan dengan mudah dia akan melepaskan ketika Sang Pemilik memintanya.

MUSIM MENABUR DAN MENUAI

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.” (Kejadian 8:22)

Selama hidup di dunia, kita berada di bawah hukum tabur tuai. Tanpa menabur, tak akan ada penuaian. Satu biji bisa menjadi pohon satu ladang jikalau biji itu ditabur.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. (Yohanes 12:24)

Tak ada cara lain! Satu-satunya cara untuk dapat berlipat ganda hanyalah dengan menabur. Dengan kata lain, jika kita ingin hidup yang maksimal (baca: berbuah lebat) maka kita harus menabur. Seperti biji yang harus mati supaya bisa berlipat ganda, menabur berarti harus benar-benar tulus dan rela melepaskan ‘milik’ kita, dan bukan dengan motivasi untuk mendapatkannya kembali.

ROTI UNTUK DIMAKAN, BENIH UNTUK DITABUR

Berfirmanlah Allah: “Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (Kejadian 1:29)

Sejak semula Tuhan menyediakan tumbuhan berbiji sebagai makanan manusia. Hal ini berarti selalu ada biji untuk ditabur dalam setiap pemberian Tuhan buat kita. Jadi, kalau kita ingin berbuah lebat dan berlipat ganda, jangan makan benih kita! Taburkanlah!

Ia yang menyediakan benih bagi penabur, dan roti untuk dimakan, Ia juga yang akan menyediakan benih bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu; (2 Korintus 9:10)

Kalau kita mau menjadi penabur, jangan kuatir tentang benih. Karena Tuhan telah menyediakannya. Pertanyaannya, apa yang harus kita lakukan dengan benih kita agar kita menuai hasil yang maksimal?

GAYA HIDUP SEORANG PENABUR

Karena manusia telah didesain sebagai penabur serta hidup di dunia yang memiliki hukum tabur tuai, maka sadar atau tidak apapun yang kita kerjakan akan kembali kepada kita.

Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. (Galatia 6:7)

Seorang penabur sejati akan selalu memperhatikan jenis benih yang ditaburnya dan tempat di mana dia akan menabur. Apa yang bisa kita tabur? Apa saja! Kasih, perbuatan baik, persahabatan, pengampunan, uang, perkataan positif, perkataan iman, dan semua yang baik dan membangun. Bahkan kita bisa menabur hal yang buruk: kemarahan, kebencian, dendam, perkataan yang melukai, menipu, dan segala hal yang menghancurkan.

Jika ingin hidup kita berbuah lebat dan menjadi berkat di area apa pun, maka kita HARUS MEMILIH untuk menabur benih yang baik bagi Kerajaan Allah. Kita harus selalu memperhatikan setiap perkataan, perbuatan, pemikiran, sikap hati, dan cara mengelola keuangan yang benar sesuai Firman Tuhan. Jangan sembrono! Itulah gaya hidup seorang penabur.

TUHAN YANG MEMBERI PERTUMBUHAN

Menabur adalah bagian yang harus kita kerjakan. Namun saat benih telah kita taburkan, saat itulah Tuhan mengerjakan bagiannya dengan memberi pertumbuhan bagi benih itu.

Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. (1 Korintus 3:6).

Lalu kata Yesus: “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”  (Markus 4:26-29)

Maka jangan bermegah atas apapun pencapaian kita, karena setelah benih kita lepaskan, sesungguhnya kita tak memiliki andil apa-apa. Tuhanlah yang menumbuhkan benih itu sehingga kita bisa menuai.

DALAM KASIH, KARENA KASIH

Tuhan berjanji, siapa yang menabur akan menuai hasil 30, 60, dan 100 kali ganda. Kita pun harus menabur dengan iman bahwa Tuhan akan memberikan tuaian bagi kita. Tetapi di atas semua janji itu, KASIH terhadap Tuhan dan sesama harus menjadi dasar bagi semua hal yang kita lakukan.

Apapun yang kita tabur: uang bagi pekabaran Injil, menolong orang miskin, mengampuni orang yang menyakiti hati kita, memberi teladan yang baik, berdoa bagi kebangunan rohani, menabur perkataan yang membangun hidup kita dan orang lain, dan semua benih yang baik yang kita taburkan dalam hidup ini – semua itu adalah untuk mewartakan kasih dan kedahsyatan Tuhan Yesus Kristus, agar seluruh dunia melihat-Nya melalui hidup kita.

Kekasih Tuhan, jika Anda menginginkan hidup yang maksimal di dalam Tuhan, jadilah penabur. Jangan makan benih Anda, perhatikanlah hidup Anda dengan seksama dan taburkanlah yang baik. Lakukan apapun selaras dengan Firman Tuhan. Maka hidup Anda pasti berbuah dan berlipat ganda di segala area serta menjadi berkat. Selamat menabur!

 

By: Sella Irene – Beautiful Words

Posted in English: Maximum Lives “Sowing” (click here)
Picture by : Sella Irene

One comment on “Hidup Sebagai Penabur

  1. Pingback: MAXIMUM LIVES “Sowing” | BeautifulWords

Leave a comment

translate this blog

Follow Beautiful Words on WordPress.com

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 505 other subscribers

Archives