Beautiful Words

Beautiful words stir my heart. I will recite a lovely poem about the king, for my tongue is like the pen of a skillful poet.

BEBAN YANG TIDAK PERLU


beban-yang-tidak-perlu

Saya sangat menyukai tas dengan ukuran besar. Apapun bentuknya….hand bag, tote bag, sling bag, yang penting besar dan banyak kantong.  Saya tak tahu sejak kapan dan bagaimana kebiasaan itu terbentuk. Entah karena tas yang besar sehingga saya bisa membawa banyak barang dalam satu tempat, atau karena saya merasa perlu membawa banyak barang sehingga selalu memakai tas besar…saya tak tahu! Kenyataannya hal ini telah menjadi kebiasaan yang sulit saya tinggalkan.

Beberapa minggu lalu tiba-tiba saya sangat ingin membeli tas baru berukuran medium dengan model yang formal dan anggun. Apa yang terjadi? Setiap kali saya tertarik dengan sebuah tas medium, secara otomatis pikiran  saya berkata, “Ini kurang besar, tidak bisa, tak akan cukup!” Selalu seperti itu sampai akhirnya saya membeli sebuah tas besar…lagi!!! Padahal saya tahu bahwa membawa tas besar dengan banyak barang adalah sama seperti memanggul beban berat di pundak. Tak jarang pundak saya berasa pegal dan kaku, kepala saya pusing. Namun seberapa keras saya berusaha mengurangi barang yang akan saya bawa, selalu saja terasa sulit memutuskan item apa yang mesti saya tinggalkan. Yang ini terasa penting, yang itu siapa tahu nanti dibutuhkan, dan sebagainya. Kenyataannya…saya nyaris tak pernah membutuhkan barang itu!

Melalui pengalaman sederhana itu Roh Kudus mengajarkan sebuah alegori kepada saya, bahwa seringkali dalam hidup ini kita memikul beban-beban yang sebenarnya tidak perlu. Kadang tanpa sadar kita melakukan itu selama bertahun-tahun. Kita jadi sangat terbiasa sehingga beban itu melekat dalam jiwa kita, membentuk karakter dan cara berpikir kita, hingga kita sulit melepaskannya. Makin lama beban itu  makin menekan dan menjerat. Membuat kita tak bisa sepenuhnya menikmati sukacita dan kemerdekaan dalam Kristus, serta membuat langkah kita menjadi berat.

Beban bisa berupa apa saja. Bisa datang karena persoalan hidup, bisa juga kita sendiri yang membuatnya, seperti:

– Mengejar prestasi hanya demi mendapat pengakuan orang lain

– Terlalu bernafsu ingin cepat kaya

– Perfeksionis yang berlebihan karena tak ingin orang melihat kekurangan kita

– Berusaha keras membeli sesuatu yang sebenarnya jauh diluar kemampuan hanya demi diterima di lingkungan sosial tertentu

– Memanipulasi keadaan kita yang sesungguhnya karena malu atau gengsi

– Ketakutan, kekuatiran, trauma, dendam, kemarahan, kekecewaan

– Dan berbagai macam hal yang tidak menumbuhkan kedewasaan rohani, tidak menghasilkan buah roh, tidak membangun karakter ilahi, tidak membangkitkan iman dan pengharapan, serta tidak membuat kita bergantung pada Tuhan.

Apapun itu, segala hal yang menghambat perjalanan kita bersama Kristus adalah beban. Beban membuat kita lelah dan lemah. Tetapi ada sebuah Kabar Baik.

UNDANGAN DARI YESUS

Tuhan Yesus mengundang kita melalui firman-Nya:

MARILAH KEPADA-KU, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. (Matius 11:28)

Bagaimana caranya?

PIKULLAH KUK YANG KUPASANG dan BELAJARLAH PADA-KU, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.” (Matius 11:29-30)

DATANGLAH PADA YESUS, ijinkan Dia mengambil beban kita dan menggantinya dengan kuk yang dari Tuhan. Apa itu? Kesediaan untuk hidup SEIRING dan SEIRAMA dengan Tuhan dengan cara selalu menyelaraskan diri kita dengan firman Tuhan. Selama kita hidup dalam ketaatan terhadap firman Tuhan dan mengerjakan panggilan-Nya, berarti selama itu pula kita memikul kuk dari Tuhan.

Tuhan Yesus berjanji bahwa kuk yang dipasang-Nya enak dan ringan. Itu benar! Sebab sesungguhnya kita tidak memikul kuk itu sendirian. Tuhan Yesus memikulnya bersama dengan kita.

Tetapi seringan apapun, memikul kuk dari Tuhan bukan hal yang secara otomatis mengubah kita dalam sekejap mata menjadi orang yang kebal terhadap tekanan kehidupan. Kita masih bisa kuatir, kecewa, takut, sombong, serakah, dan berbagai emosi negatif lainnya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus bukan hanya berkata “Pikullah kuk yang Kupasang”, tapi juga berkata: “Belajarlah pada-Ku”.

Kita harus belajar dari Tuhan Yesus. Tapi tidak ada belajar yang instan. Setiap pembelajaran selalu butuh proses, dan setiap proses selalu memerlukan waktu. Belajar selalu melibatkan dua pihak, guru dan murid. Kita sebagai murid harus membuka diri untuk diajar oleh Yesus sebagai Guru kita. Semua itu akan berhasil jika kita memiliki ketaatan dan kerelaan untuk tidak menyerah dalam setiap pembentukan dari Allah. Lalu, apa yang mesti kita pelajari??

LEMAH LEMBUT DAN RENDAH HATI

Tuhan Yesus secara spesifik berkata tentang “karena Aku lemah lembut dan rendah hati”. Tuhan Yesus adalah teladan sempurna dalam kelemahlembutan dan kerendahan hati. Dia yang adalah Raja segala raja harus merelakan diriNya lahir dalam rupa manusia bahkan mati di atas kayu Salib. Dalam Ibrani 2:5-9 tertulis bahwa untuk seketika Tuhan Yesus dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yang notabene adalah mahluk ciptaan-Nya.

Dalam tiga kali pencobaan di padang gurun (Matius 4:1-11), sebenarnya Tuhan Yesus memiliki kesempatan untuk membuktikan kuasa-Nya. Tetapi Tuhan Yesus tidak terprovokasi oleh tantangan Iblis, melainkan selalu memilih untuk tunduk pada firman Bapa dengan berkata, “Ada tertulis…”. Tuhan Yesus menempatkan firman Allah diatas segalanya. Demikian pula saat Tuhan Yesus di atas kayu Salib. Sesungguhnya Dia memiliki kuasa untuk membebaskan diri dan membalas perbuatan orang-orang yang menganiaya Dia. Namun Yesus tahu kehendak Bapa bahwa Dia harus mati di atas kayu Salib dan Dia memilih untuk taat dan setia sampai akhir. Itulah semua bukti kelemahlembutan dan kerendahan hati Tuhan Yesus.

Kelemahlembutan dan kerendahan hati akan membawa kita pada jalan-jalan yang menuju penggenapan rencana Allah.
Hanya orang yang lemah lembut dan rendah hati yang bisa tunduk dan taat, sehingga bisa lebih mudah dibentuk dan diubah oleh Allah.

Namun sekali lagi, semua itu memerlukan proses yang terus menerus dan hanya bisa berhasil bila kita taat. Jangan menyerah, Roh Kudus akan menolong kita melalui semua proses.

TANGGALKAN BEBAN DAN DOSA

Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. (Ibrani 12:1)

Kehidupan di dunia tak akan bebas dari berbagai hal yang bisa menjadi beban. Masalah kesehatan, keuangan, hubungan keluarga, pasangan hidup, karir, bahkan cita-cita, semua bisa menjadi beban!

Memikirkan suatu persoalan hidup adalah wajar. Itu tandanya kita bertanggung jawab dan tidak cuek. Tetapi jangan membiarkan pikiran itu menyeret kita pada perasaan negatif yang justru membuat jiwa kita tertekan.

Tanggalkanlah segala beban dengan membawa semua persoalan hidup kita pada Tuhan dalam doa dengan iman dan penyerahan penuh pada-Nya. Percayalah bahwa kuasa Tuhan nyata dan pertolongannya selalu tersedia tepat waktu, bahkan dengan cara-cara yang tidak pernah terpikirkan oleh kita. Di dalam Tuhan selalu ada jalan keluar untuk semua masalah.

Di sisi lain, janganlah kita membebani diri sendiri dengan membawa “tas besar” yang berisi berbagai beban yang tidak perlu yang disebabkan oleh keangkuhan, iri hati, kebencian, kemarahan, kepahitan, dan semua hal tak berguna dan dosa! Jangan membiarkan diri kita tinggal dalam dosa sebab dosa akan merintangi jalan kita.

Bila kita selalu menjaga langkah kita hari demi hari dalam keselarasan dengan firman Tuhan, dan selalu setia dalam proses untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati seperti Yesus, maka kita terbebas dari memikul beban yang tidak perlu.

Mari membuka hati bagi Roh Kudus untuk mengubah kita sehingga kita semakin bisa memberi respon yang benar dalam segala keadaan. Dengan demikian jiwa kita akan mendapat kelegaan dan ketenangan, sehingga kita bisa lebih fokus mengerjakan kehendak Tuhan.

Allah yang memerintahkan kita untuk mengerjakan kehendak-Nya adalah Allah yang bertanggung jawab. Dia menyediakan pertolongan, kepastian tentang masa depan yang penuh harapan, dan memberi jaminan bahwa jiwa kita pasti baik-baik saja. Roh Kudus akan mampukan kita menanggung segalanya.

Saya berdoa kiranya lirik lagu HE WILL CARRY YOU ini menjadi berkat bagi kita semua. Amin

HE WILL CARRY YOU

There is no problem too big God cannot solve it

There is no mountain too tall God cannot move it

There is no storm too dark God cannot calm it

There is no sorrow too deep He cannot soothe it

 

Oh, if He carried the weight of the world upon His shoulders

I know my brother that He will carry you

Oh, if He carried the weight of the world upon His shoulders

I know my sister that He will carry you

 

He said, “Come on to me all who are weary

And I will give you rest”

 

Oleh: Sella Irene –  Beautiful Words

Posted in English: Leave your “Big Bag” (click here)

Photo Credit: Google Images (edit with Pixlr)

4 comments on “BEBAN YANG TIDAK PERLU

  1. LydiaA1614
    November 29, 2016

    These really are Beautiful Words! The Lord works through things and people in our lives to show us our path. I love how his is working in you and look forward to reading more! May God bless you in many ways!

    Liked by 1 person

  2. Sherrie St. Hilaire
    October 27, 2016

    Thank you for sharing what the Lord is showing you. I seem to keep hearing this message all around me…even in my own heart. Life is hard, so many burdens in our lives and world BUT the Love and peace of God prevail. Grace & Peace dear Sister!

    Liked by 1 person

Leave a comment

translate this blog

Follow Beautiful Words on WordPress.com

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 506 other subscribers

Archives