Beautiful Words

Beautiful words stir my heart. I will recite a lovely poem about the king, for my tongue is like the pen of a skillful poet.

SUAMI YANG BERDOA


SUAMI YANG BERDOA

Hari ini suami saya berulang tahun ke 40 tahun. Itu berarti 22 tahun kami telah berjalan bersama dan berbagi segalanya. Saya menjadi saksi setiap pertumbuhan dan transformasi kehidupannya. Mulai dari seorang pemuda hingga menjadi pria yang bukan cuma berstatus suami, tetapi benar-benar menjadi imam dan kepala seorang istri sebagaimana tertulis dalam Efesus 5:23 “karena suami adalah kepala isteri SAMA SEPERTI Kristus adalah kepala jemaat. Dialah yang menyelamatkan tubuh.”

Sebuah transformasi kehidupan sudah pasti tidak terjadi dalam rentang waktu yang pendek, bahkan seringkali harus melewati proses yang menyakitkan. Problem demi problem harus dihadapi untuk menghasilkan kedewasaan rohani dan kematangan karakter.

Titik balik yang paling menyolok dalam kehidupan suami saya terjadi sekitar tujuh tahun lalu. Saat itu kami menghadapi badai terbesar yang belum pernah kami alami selama ini. Semua bermula dari kelalaian-kelalaian kecil yang tanpa disadari terus menggelinding menjadi bola salju raksasa yang kemudian diperparah dengan sebuah kesalahan besar dalam salah satu area hidup kami. Dunia kami pun runtuh. Mungkin bukan tiba-tiba,  hanya saja kami baru menyadari keadaan yang sebenarnya.

Di tengah kehancuran itu, kami bersyukur atas satu hal: cinta di antara kami berdua dalam pernikahan tidak tergoyahkan. Jawabannya hanya satu, yaitu karena sejak awal kami telah membangun komitmen cinta kami di atas dasar Kristus. Namun sayangnya tidak demikian dengan area hidup kami yang lain, yang lebih banyak kami bangun di atas dasar kebenaran kami sendiri. Benar kata firman Tuhan, rumah yang didirikan diatas pasir tak akan bertahan dalam goncangan. “Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.” (Lukas 6:49)

Badai itu telah menguji “bangunan” kerohanian kami. Saat semua hilang, apakah iman kami tetap tegak berdiri? Jujur, itulah saat kami harus membangun kembali semuanya dari awal, benar-benar dari dasar. Mengkoreksi kembali hati kami, bertobat dari setiap dosa, dan memperbaharui komitmen sebagai pengikut Kristus.

Puji Tuhan bahwa di tengah keterpurukan itu kami memiliki para pemimpin rohani yang mengasihi dan mendoakan kami. Tetapi bagaimanapun juga, kami tak mungkin mengandalkan mereka setiap saat. Akhirnya kami sampai pada satu titik, bahwa kalau kami menginginkan pemulihan maka kami harus berhadapan sendiri dengan Tuhan. Bergumul, berdoa, belajar mendengar suara-Nya, belajar percaya pada kebaikan hati-Nya, serta bergantung dan bersandar hanya kepada-Nya.

Mulai titik itulah saya menjadi saksi  transformasi seorang suami menjadi imam dan pendoa bagi keluarga. Dalam sekejap mata? Tidak. Butuh berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Entah sudah berapa banyak waktu yang dengan sengaja dia dedikasikan untuk berdoa, berpuasa, membaca firman Tuhan, dan melawan keinginan daging. Tak terhitung sudah berapa kali saya melihatnya berlutut menyembah Tuhan di tengah malam buta atau pada dini hari saat semua orang sedang tidur nyenyak. Alasannya hanya satu, “Saya kepala keluarga. Saya harus bertanggung jawab terhadap masa depan keluarga. Tak ada pilihan lain, saya harus menyelesaikannya dengan Tuhan. Saya harus menemukan sendiri jawabannya dalam hadirat Tuhan,” katanya.

Terpujilah Allah atas anugerah dan karya-Nya yang sungguh ajaib. Setelah sekian lama, kini saya menikmati hasilnya. Dia berubah dari orang yang berdoa menjadi pendoa yang tekun dan bergairah. Dari seorang yang tahu kebenaran menjadi orang yang hidup di dalam kebenaran. Dari orang yang membaca firman Tuhan menjadi seorang yang mencintai firman Tuhan dan mendengar suara Tuhan.

Dengan segenap kasih, saat ini ijinkan saya berbicara mewakili isi hati suami saya, yang saya tahu pasti juga merupakan kerinduan hati Tuhan. Mari para pria, para suami, bangkitlah menjadi seorang laki-laki yang mengambil tanggung jawab dan berdiri teguh di hadapan Tuhan. Seperti Yakub yang mengambil waktu untuk berurusan sendiri dengan Tuhan di tepi sungai Yabok, bergumul hingga tuntas dengan Tuhan sampai fajar menyingsing! Sampai Tuhan menyatakan perkenanan-Nya dan seluruh hidup serta masa depannya diubahkan.

Istri adalah penolong, ya, tetapi suami adalah kepala istri sama seperti Yesus adalah kepala jemaat. Jika Yesus menjadi Imam Besar Agung untuk membawa jemaat kepada Bapa, maka suami juga harus menjadi imam yang bertanggung jawab membawa seluruh keluarganya untuk datang kepada Yesus. Seorang suami harus peka mendengar suara Tuhan agar bisa mengerti kehendak Tuhan bagi keluarganya.

Sekali lagi, dengan segenap kasih dan penghargaan saya terhadap para kepala keluarga, kami mendorong Anda untuk senantiasa berdiri teguh di hadapan Allah. Jadilah suami yang senang berdoa. Milikilah keintiman dan pengenalan sendiri dengan Bapa dan tidak bergantung pada iman orang lain, bahkan iman istri Anda sendiri. Istri adalah penolong Anda, tetapi Anda adalah kepalanya.

Tuhan sendiri yang telah memilih Anda menjadi kepala bagi keluarga yang dibentuk-Nya. Ada rencana spesifik Allah bagi setiap anggota keluarga Anda. Kenali hati Allah dan pastikan bahwa setiap keputusan Anda akan semakin membawa keluarga Anda hidup dalam rencana-Nya. Kuncinya adalah dengan selalu berada dalam hadirat Allah.

Alangkah damai dan tentram seorang istri bila suami senang berdoa dan menjadi pelaku firman yang setia. Dengan demikian suami dan istri akan saling menguatkan dan meneguhkan dalam mengarungi kehidupan di segala keadaan.

 

Amin

 

Happy birthday suamiku tercinta, aku berterimakasih pada Bapa di Surga atas dirimu dalam hidupku.

I love you forever.

 

Cium sayang: istri tercintamu – Sella Irene – Beautiful Words

 

Photo credit: Google images (edit with pixlr app)

4 comments on “SUAMI YANG BERDOA

  1. Karina Lam
    February 1, 2017

    Hello, dear.
    I just asked Sandra to read this article for me. This was so beautiful. Why you not write it in English so much more people could read this awesome read. Thank you for sharing this. God bless both you and you husband. Keep take both of you into our prayer.

    Like

    • Hello dear, I am so sorry just read your comment. Thank you for read my post and give a lovely comment. I will try to post this in English as soon as I could. God bless and big hug for you.

      Like

  2. Janice Wald
    November 29, 2016

    Hi,
    Congratulations! That’s a lot of years together.
    Congratulations on being Danny Ray’s featured blogger from the Dream Big, Dream Often blog.
    I was his featured blogger too! Maybe you can check out my blog if you need a blogging tip or two. That’s what I write about.
    Here is the link to my About me page, so you can read more about my blog

    About Me


    Janice

    Liked by 1 person

Leave a comment

translate this blog

Follow Beautiful Words on WordPress.com

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 506 other subscribers

Archives